Dalam
rangkaian adat Tionghoa, Sangjit dilakukan setelah acara lamaran. Hari
dan waktu yang baik untuk melakukan Sangjit ini ditetapkan pada saat
proses lamaran tersebut. Dalam prakteknya, Sangjit sering ditiadakan
atau digabung dengan lamaran. Namun sayang rasanya meniadakan prosesi
yang satu ini, karena makna yang terkandung di dalamnya sebenarnya
sangat indah.
“Secara
harfiah, Sangjit dalam bahasa Indonesia berarti proses seserahan. Atau
proses kelanjutan lamaran dari pihak mempelai pria dengan membawa
persembahan ke pihak mempelai wanita,” jelas Anthony S. dari Anthony S. Musical Connections.
“Prosesi
ini biasanya dihadiri rombongan pria yang terdiri dari keluarga inti
dan keluarga besar (saudara dari orang tua, sepupu) atau teman-teman
dekat jika dibutuhkan,” ungkap Henry dariWine Wedding Planner. Sangjit
biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi
pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 11.00 sampai dengan
13.00 WIB dilanjutkan dengan makan siang.
Tata Caranya
Tata Caranya
- Wakil keluarga wanita beserta para penerima seserahan (biasanya anggota keluarga yang telah menikah) menunggu di depan pintu rumah.
- Dipimpin oleh anggota keluarga yang dituakan, rombongan pria pun datang membawa seserahan ke rumah si wanita. Rombongan ini terdiri dari: wakil keluarga serta para gadis/pemuda yang belum menikah pembawa nampan seserahan. Oh iya, di beberapa adat orang tua pria tidak ikut dalam prosesi ini. Seserahan diberikan 1 per 1 secara berurutan, mulai dari seserahan untuk ke-2 orang tua mempelai wanita, lalu untuk mempelai wanita, dan seterusnya.
- Barang seserahan yang sudah diterima oleh pihak mempelai wanita dibawa ke dalam kamar untuk diambil sebagian. (lihat paragraf berikut)
- Dilanjutkan dengan ramah tamah.
- Pada akhir kunjungan, barang-barang seserahan yang telah diambil sebagian diserahkan kembali pada para pembawa seserahan. Dan sebagai balasannya, keluarga wanita pun memberikan seserahan pada keluarga pria berupa manisan (seperti permen/coklat) dan berbagai keperluan pria (baju, baju dalam, sapu tangan. Wakil keluarga wanita juga memberikan ang pao ke tiap-tiap pembawa seserahan yang biasanya terdiri dari para gadis/pemuda yang belum menikah tersebut (ang pao diberikan dengan harapan agar enteng jodoh). Jumlahnya variatif, biasanya sekitar Rp. 20.000 – Rp. 50.000.
Barang-barang seserahan Sangjit
Sebelum keluarga calon pengantin pria memutuskan barang apa yang akan dibawa, sebaiknya didiskusikan bersama keluarga si wanita terlebih dahulu. Barang-barang ini tentu saja memiliki makna simbolis yang juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi mempelai pria. Setelah ditentukan, barang-barang tersebut diletakkan dalam nampan-nampan yang berjumlah genap, biasanya maksimal berjumlah 12 nampan.
Hal
yang menarik saat acara ini adalah bahwa sebagian besar barang-barang
seserahan ini sebaiknya sebagian dikembalikan lagi pada keluarga
pengantin pria. Karena, bila keluarga wanita mengambil seluruh barang
yang ada, artinya mereka menyerahkan pengantin wanita sepenuhnya pada
keluarga pria dan tak akan ada hubungan lagi antara si pengantin wanita
dan keluarganya. Namun bila keluarga wanita mengembalikan separuh dari
barang-barang tersebut ke pihak pria artinya keluarga wanita masih bisa
turut campur dalam keluarga pengantin.
Set Sangjit
property of Sentra Bunga
Barang-barang seserahan biasanya terdiri dari :
- Alat-alat kecantikan dan perhiasan untuk mempelai wanita (kadang-kadang juga sepatu untuk hari H)
- Pakaian/kain untuk mempelai wanita. Maksudnya adalah segala keperluan sandang si gadis akan dipenuhi oleh si pria.
- Uang susu (ang pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Pihak mempelai wanita biasanya hanya mengambil uang susu, sedangkan untuk uang pesta hanya diambil jumlah belakangnya saja, sisanya dikembalikan. Contoh uang pesta sebesar: Rp. 1.680.000,- namun yang diambil hanya Rp. 80.000,- Apabila keluarga wanita mengambil seluruh uang pesta, artinya pesta pernikahan tersebut dibiayai keluarga wanita.
- Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah (apel, jeruk, pear atau buah yang manis lainnya sebagai lambang kedamaian, kesejahteraan dan rejeki). Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya, sisanya dikembalikan.
- 2 pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah, sebagai simbol perlindungan untuk menghalau pengaruh negatif. Lilin motif naga dan burung hong lebih disukai. Pihak mempelai wanita mengambil 1 pasang saja.
- Sepasang kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6 kaleng kacang polong. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnya.
- Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong, sebagai lambang kelimpahan dan keberuntungan. Pihak mempelai wanita mengambil separuhnyan.
- Satu nampan berisikan dua botol arak atau sampanye. Pihak mempelai wanita mengambil semuanya, dan ditukar dengan dua botol sirup merah dan dikembalikan ke pihak mempelai pria.
Seniman kain dan pakar batik Obin ternyata juga seorang tokoh yang sangat concern dan mendalami adat istiadat Tionghoa. Selain barang-barang di atas, menurutnya proses Sangjit ini bisa juga ditambah dengan :
- Kue satu, terbuat dari kacang hijau yang dijual satu-satu, artinya dua kebahagiaan menjadi satu.
- Kaca, artinya berkaca pada diri sendiri, self conscious-morality.
- Buah-buahan
- Buah atep yang disepuh merah, artinya agar tetap langgeng sampai kapan pun.
- Buah ceremai, artinya agar rumah tangganya rame, happy, banyak sahabat dan keturunan.
- Buah leket, artinya agar nempel dan lengket sampai kapan pun.
- Buah atapson dari Kalimantan yang tumbuh di atas atap. Kalau sudah mulai muntah, mual-mual dikasih buah ini untuk memancing kehamilan.
- Buah pala, tumbuh tegak lurus dimana pun dia ditanam, artinya kalau lurus, baik-baik saja maka dimana pun dia berada tetap tidak berubah. - Uang-uangan dari emas yang di-emboss kata ‘fuk’, yang dalam bahasa Indonesia berartihoki/untung.
- Dua bundel pita berupa huruf Cina yang berarti double happiness, artinya agar happysampai tua nanti.
sumber: www.weddingku.com
- 8:51 AM
- 0 Comments